Sunday, September 27, 2015

perusahaann berkinerja jelek kenapa saham bagus, kok bisa???

KOMPAS.com - Bila keuntungan sebuah perusahaan mencatatkan kenaikan keuntungan, apakah sahamnya serta-merta memiliki nilai yang sama baiknya dengan kinerja perusahaannya?

Jawabannya adalah tidak selalu. Bila ada perusahaan berkinerja baik dan memuaskan namun harga sahamnya tidak sebaik kinerja perusahaannya maka dalam analisa saham sering dikenal dengan saham yang undervalued.

Mengapa undervalued? Karena harga sahamnya tidak sesuai, alias kemurahan dibandingkan kinerja perusahaan yang meningkat dan baik. Itulah yang dikenal sebagai value investing, membeli saham seperti Warren Buffett, investor kelas dunia.

Namun kini, pernyataan dan pertanyaannya ingin saya balik. Apabila ada saham sebuah perusahaan yang sangat menguntungkan, yakni dalam 4 bulan membuat semua pemegang sahamnya mendapat durian runtuh, untung 100 persen, namun kontras dengan kinerja perusahaan yang justru menderita kerugian karena hutang menumpuk bahkan hingga gagal bayar, apakah hal ini terjadi dalam praktik sehari-hari di bursa?

Ternyata ada banyak saham yang tidak sinergis dengan kinerja perusahaannya! Lalu walaupun perusahaannya rugi, kenapa bisa harga sahamnya melejit naik?

Itu adalah sebuah kejadian yang perlu perhatian khusus dari semua pelaku dan yang baru mau mengenal dunia saham. Kenaikan harga saham yang tidak disebabkan oleh peningkatan kinerja perusahaan bisa terjadi oleh karena banyak hal. Hal yang paling mudah menaikkan harga saham adalah gosip panas atau rumor.

Ada sebuah cerita yang entah datangnya dari mana, yang menghembuskan informasi fiktif dan biasanya memiliki kepentingan agar harga saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan. Di saat informasi ditanggapi secara hangat oleh para pelaku pasar yang kurang teredukasi dan suka ikut-ikutan, banyak yang membeli dan menaikkan harga saham. Si pemberi rumor justru mengambil keuntungan.

Contohnya sebuah perusahaan berkinerja buruk dengan harga saham Rp 100, saya kumpulkan sahamnya, lalu saya informasikan atau membuat gosip bahwa perusahaan tersebut akan dibeli oleh perusahaan terkenal di Amerika Serikat dengan harga fantastis karena melihat masa depan cemerlang. 

Karena cerita tersebut dianggap menarik, banyak orang ikut membeli saham perusahaan. Alhasil, harga bergerak menjadi Rp 200, dan saya sudah menjualnya ketika saham bergerak ke angka tersebut.

Penulisan artikel ini sebenarnya karena saya tergelitik setelah salah seorang rekan berkata bahwa ada beberapa perusahaan yang saat ini sedang booming dan terus menerus memberikan injeksi dana ke usahanya meskipun merugi. Ketika ditanya skema bisnis apa yang nantinya bisa menguntungkan perusahaan tersebut, apa kira-kira jawabannya?

Pemilik perusahaan tersebut memiliki dua exit plan strategy.Pertama adalah menunggu perusahaan itu dibeli oleh perusahaan lain yang lebih besar dan strategi lainnya adalah menerbitkan saham untuk dilepas ke publik (IPO atau initial public offering). Lah, kalau rugi nanti bagaimana nasib IPO-nya?

Artinya, selain kita perlu berhati-hati memilih saham yang sudah ada untuk berinvestasi, kita juga dihadapkan bahwa perusahaan yang sedang tren tidak selalu nantinya akan menarik untuk diinvestasikan.

Cermatlah memilih, tidak ada nomor seri yang sama (kecuali uang palsu), uang dan harta Anda tanggung jawab Anda, bukan yang menawarkan maupun menyarankan investasi kepada Anda.

Sunday, September 20, 2015

ringkasan Pengantar Manajemen

          Manajer
Siapakah manajer itu???
Apa yang kalian ketahui tentang manajer???
Manajer adalah orang yang mengatur mengarahkan dan bertanggung jawab kepada karyawan yang dipimpinya
Manajer itu sendiri harus memiliki kemampuan yatu mengatur mengontrol dan mempengaruhi pekerjanya agar bisa sesuai dengan apa yang di lakukan

  —Latar belakang sejarah
Manajemen  sebenarnya sudah diterapkan sejak dahulu kala sejak zaman pembuatan piramid  dibuat, Hal itu menunjukan sebenarnya pada zaman dahulu mereka sudah menerapkan prinsip manajemen.
Akan tetapi manajemen itu sendiri baru dikenal pada abad 20an dikarenakan 2 buah peristiwa besar
1.Pada tahun 1776 adam smith mengemukakan pendapatnya tentang sistem pembagian kerja yang berguna untuk meningkatkan produktifitas kerja
2.Akibat terjadinya revolusi inggris yang menyebabkan perpindahan alih tenaga dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin yang menyebabkan para manajer membutuhkan suatu teori untuk mengelola semua itu

Pengertian manajemen

Penegertian manajemen dibagi menjadi 3
1.Manajemen sebagai proses: suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu
2.Manajemen sebagai seni: suatu keahlian, ketrampilan maupun kemampuan yang digunakan untuk mengatur ataupun mengolah sumber daya manusia dan sumber daya alam menjadi suatu produk
3.Manajemen sebagai ilmu: suatu pengetahuan yang diterima dan dibenarkan menurut ilmu ilmu manajemen

Progres dalam suatu manajemen
1. planning(perencanaan) : suatu perencanaan yang ditetapkan untuk menjadi target atau acuan yang akan dicapai untuk waktu kedepan
2. organizing(pengorganisasian): pengorganisasian atau pembagian kerja untuk mewujudkan agar terciptanya efektiftas dan efisiensi dalam bekerja
3. Leading(pengarahan): suatu kegiatan yang digunakan untuk mengarahkan karyawan untuk bekerja sesuai yang diharapkan
4. controling(pengawasan): suatu sistem yang berfungsi untuk mengawasi karyawan agar tetap bekerja sesuai yang di instruksikan

Organisasion resources (pengelolaan sumberdaya)

1.Human resources( sumber daya manusia) yaitu kemampuan manajemen untuk mengelola tenaga kerja atau sumber daya manusia
2.Finansial resources(sumber daya keuangan) yaitu kemampuan manajemen untuk mengatur keuangan atau modal yang akan menyokong atau mendukung kelanjutuan atau tujuan dari suatu operasi jangka panjang
3.Physical asset (modal pikiran) yaitu kemampuan manajemen untuk mengelola pemikiran manusia agar mau termotivasi dalam bekerja yang berdampak pada efektifitas dan efisiensi pekerja

Efesiensi dan efektifitas
Efesiensi:suatu pekerjaan tertentu dengan memasukan input tertentu dengan keluaran atau output yang maksimal
Efektifitas adalah suatu tingkatan dimana pencapaian dari suatu tujuan. Semakin tinggi pencapaian dari tujuan semakin efektif pekerjaan yang dilakukan

Friday, September 4, 2015

Saham-saham yang Bertahan di Kala Krisis

KOMPAS.com - Pertanyaan menarik yang belakangan ini sering ditanyakan kepada saya, "Mas Ryan, saham apa yang naiknya bisa tinggi tapi ketika kondisi pasar kurang baik tidak turun?"
Pertanyaan ini tampak sederhana, namun bila dicerna lebih dalam maka akan jelas, bahwa hal seperti itu lah yang dicari semua orang.

Coba kita bayangkan bahwa ada sebuah saham yang dalam kondisi pasar optimistis bisa naik hingga ke langit sehingga menebalkan isi kantong kita, tapi bila kondisi perekonomian sedang buruk saham itu tidak bisa turun, syukur jika justru naik. Pertanyaannya: apakah ada? 

Sebelum kita menjawabnya, mari kita mulai dengan hal sederhana. Semua orang mengetahui roda itu berputar, bisa di atas, kadang di bawah. Sama, perekonomian dan bisnis juga akan berlaku seperti itu. Dalam bahasa populer dikenal dengan "economic circle" (siklus ekonomi).

Namun, bila kebutuhan hidup sehari-hari kita teliti lebih dalam, maka kita akan menemukan bahwa ternyata ada kebutuhan wajib (primer) dan kebutuhan yang bisa wajib dan tidak (sekunder hingga tersier).

Kebutuhan wajib artinya berhubungan dengan pangan, kesehatan, dan pendidikan di antaranya. Loh, bukankah biasanya itu sandang, pangan, dan papan?

Dalam sebuah kondisi yang sangat minim atau berkekurangan, setidaknya orang akan tetap makan dan tetap berupaya memenuhi kesehatan, bukan mencukupi penggunaan pakaian (sandang). 

Papan juga lebih kepada kebutuhan untuk tinggal saja tidak ada kewajiban membeli tempat tinggal. Artinya baik dalam kondisi naik maupun turunnya perekonomian, salah satu sektor atau beberapa yang dapat mempertahankan diri adalah sektor konsumsi, kesehatan, dan pendidikan.

Secara sederhana, saya mengambil beberapa saham tepatnya adalah tiga buah saham yang telah ada di Bursa Efek Indonesia selama rentang tahun 2007 hingga Agustus 2015, yaitu Unilever Indonesia, Kalbe Farma, dan Kimia Farma, maka hasil dari perbandingan return setiap tahunnya dibandingkan Index Harga Saham Gabungan adalah sebagai berikut:

Tahun                             IHSG       Rata-rata harga saham farmasi & barang konsumsi
2015 (Akhir Agustus)    -13.72    -11.71
2014                               22.29    75.39
2013                               -0.98    10.36
2012                               12.94    67.80
2011                                 3.20    52.50
2010                               46.13    79.94
2009                               86.98    112.24
2008                            -50.64    -42.59
2007                               52.08    31.00

Ternyata, 3 saham tersebut memiliki hasil yang cukup memuaskan bahwa pertumbuhan harga saham pada sektor tersebut hampir sejalan dengan teori dasar dari kebutuhan ekonomi sendiri.

Sehingga, memang diperlukan pemahaman sehat bahwa pertumbuhan atas harga saham yang kita beli untuk investasi, memang perlu kita perhatikan dengan seksama perusahaan tersebut bergerak dalam bidang apa.

Tidak sedikit orang berinvestasi hanya bermodalkan insting dan modal ikut-ikutan orang lain yang justru berakhir pada sebuah kerugian.

Salam investasi untuk Indonesia!

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/09/04/080000626/Saham-saham.yang.Bertahan.di.Kala.Krisis

Wednesday, September 2, 2015

Risiko Investasi, Dihindari Atau Dihadapi?

Dalam investasi reksa dana, pasti ada yang namanya risiko. Risiko dapat menyebabkan nilai pokok investor berkurang. Pertanyaannya, bagaimana sebaiknya investor bereaksi terhadap risiko? Apakah sebaiknya dihindari atau dihadapi ? 

Kita mulai dari menghindari risiko. Apakah memungkinkan bagi investor untuk menghindari risiko? Jawabannya bisa.

Cara untuk menghindari risiko secara sempurna adalah dengan tidak berinvestasi. Namun dengan tidak berinvestasi, berarti juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kenaikan jangka panjang yang berpotensi dihasilkan oleh reksa dana.

Cara lain untuk menghindari risiko adalah dengan melakukanmarket timing. Dalam bahasa sederhana market timing adalah melakukan investasi ketika harga sudah mencapai titik terendah dan menjualnya ketika harga sudah mencapai titik tertinggi.

Permasalahannya, market timing mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan. Anda bisa melakukan analisis dengan sangat mendalam mulai dari analisa fundamental, teknikal, ekonomi nasional, ekonomi global hingga perkembangan politik namun tetap tidak bisa mengetahui kapan waktu jual beli yang tepat secara konsisten.

Bahkan dengan dukungan data yang lengkap, alat analisa yang canggih serta SDM berkualitas yang kerjanya hanya memantau saham setiap hari sekalipun, yang namanya market timing juga bukan perkara mudah bagi para Manajer Investasi.

Jadi daripada bersusah payah menghindari risiko dengan melakukan market timing dan belum tentu berhasil juga, maka opsi lain bagi investor yang ingin mendapatkan potensi keuntungan jangka panjang dari investasi adalah dengan menghadapinya. Pertanyaannya, bagaimana cara menghadapi risiko? 

Menghadapi risiko adalah bagaimana bisa tetap bersikap tenang menghadapi penurunan pasar dan bahkan memiliki dana untuk menambah investasi ketika harganya sedang turun. Jadi dalam prosesnya investor pasti akan mengalami penurunan pada nilai investasi juga.

Ketika kondisi pasar sedang turun, Tidak semua investor merasa sedih. Bagi yang memiliki kas dalam jumlah besar justru senang karena berkesempatan untuk berinvestasi di harga rendah. Jadi kuncinya adalah tetap memiliki kas.

Hal ini berlaku untuk investor yang baru mau berinvestasi dan untuk investor yang sudah berinvestasi sekalipun. Bagaimanapun caranya harus selalu memiliki cadangan kas yang cukup atau dalam perencanaan keuangan disebut dengan dana darurat.

Besaran dana darurat ini sangat relatif, bisa berkisar antara 3 bulan hingga 12 bulan pengeluaran tergantung kondisi masing-masing investor. Semakin tua usia, semakin banyak tanggungan keluarga maka sebaiknya dana darurat juga semakin besar.

Dalam kondisi reksa dana turun cukup dalam, sebagian dari dana darurat ini dapat digunakan untuk membeli di harga murah. Selain itu, dengan tetap memegang kas, investor diharapkan dapat berpikir tenang dan mengambil keputusan secara rasional.

Cara kedua dalam menghadapi risiko adalah menyusun portofolio yang terdiversifikasi. Atau dalam bahasa sederhana, jangan hanya berinvestasi pada satu reksa dana saja. Tapi berinvestasilah pada beberapa jenis reksa dana sesuai profil risiko.

Apabila profil risikonya konservatif, investor bisa berinvestasi sebagian besar dananya pada jenis reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap, baru bagian lainnya bisa dibagi pada reksa dana campuran dan saham dengan porsi yang lebih kecil.

Apabila profil risikonya moderat, maka porsi paling besar diletakkan dalam reksa dana campuran dan jika profil risikonya agresif maka bagian terbesar diletakkan dalam reksa dana saham. 

Prinsip diversifikasi adalah investor membagi dana investasi ke dalam beberapa jenis reksa dana yang berbeda. Harapannya ketika pasar mengalami penurunan, ada jenis reksa dana yang penurunannya lebih sedikit atau bahkan bisa memberikan keuntungan.

Dalam setiap periodenya, investor dapat melakukan evaluasi. Apabila karena kenaikan atau penurunan harga sehingga komposisi sudah tidak seperti di bentuk pada awal pertama kali, maka investor dapat melakukan penyesuaian kembali. Periode evaluasi bisa 6 bulanan atau 1 tahunan.

Cara ketiga dalam menghadapi risiko adalah dengan memiliki rencana investasi yang sistematis. Hal ini berlaku khususnya untuk investor besar yang berinvestasi secara lump sum dan jangka pendek.

Yang dimaksud dengan rencana investasi yang sistematis adalah rencana secara jelas pada harga berapa kegiatan profit taking dancutloss akan dilakukan. Ketika harga tersebut tercapai, maka harus segera dieksekusi. Jangan menunda dengan berharap harga masih akan naik atau turun lagi.

Cara ketiga ini memang tidak sesuai dengan prinsip investasi reksa dana yang mempercayakan pengelolaan ke Manajer Investasi dan periode investasi yang jangka panjang. Tapi suka tidak suka, banyak sekali investor terutama dari kalangan high net worth individual yang mungkin lebih cocok dengan cara ini. Hal ini dimungkinkan karena biasanya mereka memiliki akses informasi yang lebih baik meskipun dalam jangka panjang belum tentu hasilnya lebih baik dibandingkan buy and hold.

Demikian, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.

*Rudiyanto adalah penulis Buku “Sukses Finansial dengan Reksa Dana” dan “Fit Focus Finish” yang diterbitkan oleh Elex Media. Head of Operation and Business Development Panin Asset Management. Salah satu Manajer Investasi terbesar di Indonesia, penerima penghargaan reksa dana Tertinggi, Terbaik dan Terfavorit pada tahun 2015 oleh Majalah Investor – Infovesta. Rudiyanto juga merupakan anggota Kelompok Kerja (POKJA) Otoritas Jasa Keuangan untuk peningkatan Literasi Keuangan di Indonesia

Pengantar akuntansi

Bentuk Bentuk Perushaan
A. Perusahaan Perseorangan
Suatu perusahaan yang dimiliki, dikelola dan dibangun oleh satu orang saja sehingga keuntungan dan kerugian ditanggung pemilik saja
B. Persekutuan Firma  (FA)
Suatu Perusaahan yang dimiliki Oleh dua orang atau lebih yang dikelola berdasarkan kecakapan dan keahlian masing masing anggota pemilik perusahaan
C. Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan antara dua orang atau lebih
D. Perseroan Terbatas (PT)
Bentuk perusahaan yang hanya terdiri dari pemegang saham terbatas dengan sistem pengelolaan atau pengambilan kebijakan berdasarkan RUPS(Rapat Umum Pemegang Saham)
E. Koperasi
Suatu Badan usaha yang beranggotakan orang orang yang berdasaarkan asas kekeluargaan
F. yayasan
Suatu Badan atau perusahaan yang bergerak dibidang sosial dan bisnis
G. BUMN
Badan Usaha yang dimiliki dan dikelola oleh negara
H. BUMD

Badan Usaha yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah

Jenis Jenis perusahaan

1.Perusahaan ekstraktif
1.perusahaan yang bidang usahanya memungut benda-benda yang tersedia di alam secara langsung
2.Perusahaan agararis
1.perusahaan yang usahanya mengolah dan memanfaatkan tanah agar menjadi lahan yang berdayaguna dan berhasil guna untuk memenuhi kebutuhan
3.Perusahaan industri
1.perusahaan yang usahanya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (bahan baku), atau mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
4.Perusahaan Perdagangan
1.perusahaan yang usahanya mengumpulkan dan menyalurkan barang-barang hasil produksi dari produsen (pembuat) kepada konsumen (pemakai)
5.Perusahaan Jasa
1.perusahaan yang usahanya menyelenggarakan jasa untuk para konsumen (pemakai) dengan memperoleh imbalan

Asumsi Dasar akuntansi

Adapun asumsi-asumsi dasar yang dipakai dalam dunia akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan usaha khusus (
Separate entity/Economic entity)
Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Maksudnya, walaupun perusahaan itu dimiliki oleh seseorang, tetap saja perusahaan itu dianggap sebagai sebuah badan yang terpisah dari pemiliknya. Seperti: terpisah kekayaannya dari kekayaan pemilik, terpisah utangnya dari utang pemilik.
2. Kontinuitas usaha (Going concern/continuity)
Suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.
3. Penggunaan unit moneter dalam pencatatan
Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri. Contoh: Indonesia unit moneternya Rupiah, Australia unit moneternya Dollar Australia, dsb.
4. Periode waktu (Time-period/Periodicity)
Adanya pembatasan waktu untuk dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang dijalankan. Hal ini disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang akan datang, sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dari usaha kita harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu.